Monday, October 1, 2007

Kekerasan dalam rumah tangga (KRT), siapa sih yang salah ?

bicara soal kebenaran dan kesalahan, kita serahkan saja pada superhero yang tugasnya memang untuk itu, ga gitu kok, ini serius. Tulisan ini merupakan sikap politik saya dalam menanggapi gembar-gembor kekerasan dalam rumah tangga.BAHWA YANG MERUPAKAN FAKTOR PEMBERI KEKERASAN ADALAH KAUM PRIA. IT'S WRONG !!! SOMETHING WRONG IN SOCIAL CONSTRUCTION. Pertama ada sebuah teori dalam bidang psycologi (aduh.. ini apa to?) bahwa bobot antara fisik dan psykologis (kejiwaan) lebih berat kejiwaan. saya yakin semua manusia tidak suka kekerasan, tidak memiliki kecenderungan pada kekerasan, tatapi memiliki potensial untuk melakukan itu. Jika dan hanya jika potensi itu dibangkitkan, maka hasilnya kekerasan di rumah tangga. Catatan saja laki-laki kalah dalam psycologi, menang fisik dan wanita kalah dalam fisik, menang dalam psikologis.
jadi kesimpulannya kita harus melihat latarbelakang (kebun bambu.. :) )kenapa kekerasan itu harus terjadi. AKU PERCAYA MANUSIA TIDAK CENDERUNG PADA KEKERASAN DAN KERUSAKAN

Antara mengerti dan keteguhan
sangat klasik ketika dalam sebuah hubungan pacaran sang cewek meminta cowo nya untuk mengerti dia, tapi siapa dulu yang harus mengalah? maksudnya mengerti si cew atau cowo ? sulit juga, begini ada sebut teori kesetaraan jender -> mereka (kaum wanita ..) bilang seteraan jender, mereka sangat ingin setara dengan kaum adam, perjuangan mereka habis-habisan, atas nama inilah, itulah dari a sampai z, tapi ketika ada tugas pengertian perasaan mereka ingin dibawah jender laki-laki, mereka ingin dimengerti, mereka ingin si cowo benar-benar memahami perasaan dan jiwa mereka yang labil. Ini omong kosong !
saya rasa emansipasi wanita telah disalah artikan di jaman kemerdekaan ini.


Sebutkan alasan yang tepat kenapa aku harus mengertimu
agar aku bisa mengerti
(tentunya dengan bahasa manusia (baca logika), bukan bahasa pohon)

No comments: